dunia menuju kehancuran dunia menuju kebangkitan
19xx-20xx … 39xx-40xx
abu-abu telah terjadi, saatnya dimulai mana hitam mana putih
salah telah menjadi benar dan benar telah menjadi salah
perempuan telah menjadi laki-laki dan laki-laki telah menjadi perempuan
gelap telah menjadi terang dan terang telah menjadi gelap
benar dan salah, penting dan tidak penting, menyenangkan dan tidak menyenangkan
sama-sama berkuasa
dan yang menyenangkan telah menjadi yang pertama
dan yang benar telah menjadi yang terakhir
apa yang telah terjadi tak terlihat
bahkan setelah kejadian lewat tetap masih belum disadari
seperti pencuri datangnya
lantas bagaimanakah jika kebenaran itu
yang mestinya bagaikan yang tak terpisahkan yang mestinya memimpin
yang ibaratnya adalah mempelai laki-laki
ternyata memang tidak terlihat dan masih belum disadari
yang bagaikan pencuri telah tiba telah berlalu
tidak dilihat dan tidak disadari
oleh yang masih hidup dan yang telah mati
bukankah yang hidup telah mati dan yang mati telah hidup
yang empiris tidak dilihat dengan hati
bagaimana mungkin menjadi empiris
kalau melihatpun hanya dengan mata dan mendengarpun hanya dengan telinga
waktunya memang telah tiba
tanda-tandanya pun telah merata
yang terbaca pun telah menjadi nyata
tetapi faktanya ini hanyalah kata-kata dan belum menjadi fakta
bukankah bencana dan penyakit di mana-mana dalam skala besar
telah menjadikan korban manusia
bukankah perseteruan pun sudah bangsa melawan bangsa
bukan lagi sesama anggota keluarga
bukankah anak sudah berseteru dengan orang tua
bukankah darah telah tumpah di mana-mana mengalir bagaikan sungai
memerahkan airnya
bukankah tujuh kali tujuh masa pun telah selesai dalam hitungan
dengan tibanya yubelium baru
bukankah kata modern sudah berlalu dan menjadi postmo
dan post menandai berakhirnya kurun-kurun jaman
dan yang terbesar adalah memang harus terjadi tanpa dilihat
oleh yang sebagian besar dan bahkan ditertawakan
bukankah memang harus demikian adannya
kalau yang terjadi harus tidak diketahui tidak dilihat dan tidak disadari
dan yang harus terjadi adalah pengharapan
selalu dinanti dan akan selalu mejadi penantian
karena pada saat sudah terjadi tetap tidak diketahui
lantas apalah gunanya menanti kalau tidak akan menjumpai apa yang dinanti
yang berusaha berjaga-jaga pun tidak
kecuali dengan nurani
karena yang harus terang adalah inti yang ada di pusatnya hati
sungguh nyata bedanya antara buah roh dan buah daging
bagaimana mungkin mengerti
kalo daging telah hidup di atas roh yang telah mati
bukankah roh yang hidup akan menghidupi daging
seribu fakta dan tanda boleh terjadi
tetaplah tidak dimengerti
apalagi yang terjadi dalam simbolisasi
dan menjadikan hanya yang bisa yang mengerti
dan yang lain yang sebagian besar mentertawai
bukankah memang harus demikian
yang terpenjara merasa bebas dan yang bebas merasa terpenjara
pembebasan tak menyentuh yang terbelenggu
karena yang terbelenggu merasa bebas
bagaimana mengerti bahwa telah lunas ditebusi
pantaslah disebut yang bodoh telah menjadi pintar dan yang pintar telah menjadi bodoh
yang gila menjadi waras dan yang waras menjadi gila
sungguh beruntunglah yang dipersalahkan
karena akan dibenarkan
supayalah didahulukan dan dibahagiakan
tidaklah banyak isinya dunia
hanya dua dan keduanya telah sama-sama berkuasa
sama-sama berkuasa dan bersamaan
bahkan menjadi tak diketahui sebenarnya mana yang berkuasa
seperti kembar adanya bahkan sering terlihat identik
keduanya telah menjadi ratu
dimana hanya kuasa keadilan yang bisa membedakan
dimulailah nurani yang memimpin
pemimpin yang tidak pernah bohong
dimulailah adil yang menjadi ratu
karena dalam nuranilah keadilan bersumber
supayalah jelas bahwa kasuargan itu bahasa nurani yang rohani itu
bagaimana jasmani bisa melihat kasuargan kalau rohani tidak memimpin
bukankah memang demikian, yang rohani telah menjadi jasmani
dan yang jasmani telah menjadi rohani
bagaimana semua ini bisa dimengerti
kalau bukan dengan nurani
sementara nurani telah mati di bawah jasmani
karena dengan nuranilah bisa mencapai sumber
dan memang hanya sebagian yang berasal dari sumber itu
yang akan mengerti
kalaulah kebenaran itu sungguh menjadi kenyataan dalam
individu seorang manusia maka
baginya sungguh akan menjadi keberuntungan terbesar
dalam sejarah peradaban umat manusia yang pernah ada
kuasa keadilan bekerja untuk pembebasan untuk memerdekakan
dari belenggu penjara diri sendiri
atas matinya rohani
yang menjadikan yang salah merasa benar
yang menjadi penghalang utama untuk memperbaiki diri menjadi benar
bagaimana bisa pembebasas atau pemerdekaan atau penebusan menyentuh
kalaulah tidak diketahui apa yang dipertobatkan
kalaulah tidak diketahui bahwa
kesalahan terbesar adalah merasa benar
begitulah kenyataannya
tidak akan tahu karena merasa benar
akan tetapi kuasa keadilan akan terus selalu bekerja,
begitulah karma bekerja, tak bisa dihindari
karma baik dan karma buruk adalah pengadilan diri
keterbelengguan yang menjadikan merasa benar dan
tidak tahu yang salah menjadikan pengertian bahwa
dunia hidup ini sering tidak adil,
padahal begitulah keadilan yang sangat adil
dan tidak tersedia sedikit ruang pun untuk sembunyi
budi baik dan budi buruk akan beroleh karma baik dan karma buruk
bukan ditentukan oleh golongan atau kelompok yang dianut
bahwa kuasa keadilan bahwa karma berlaku atas semua
tidak mebeda-bedakan dan tidak seorangpun bisa menghindarinya
bukankah kaidah kebenaran memang demikian
bahwa yang tidak berbudi baiklah yang akan terpenjara
bukan yang bergolongan tertentu
tersedia begitu banyak kesempatan untuk melakukan keduanya
19xx-20xx … 39xx-40xx
dunia menuju kehancuran dunia menuju kebangkitan
indonesiaku bangkitlah, menjadi mercuar dunia
biarlah pancasila fasafahmu
suatu hari nanti akulah presidenmu
No comments:
Post a Comment
bebas berkomentar, berkomentar bebas ....