indonesiaku, bangunkan bangsamu …
teramatlah banyak sudah rakyatmu yang bagaikan …
kutuk marani sunduk, mendatangi marabahaya bagi dirinya …
bagaimana tidak, …
banyak pemimpinmu yang adigang, adigung, adiguna , arogan mengandalkan kekuatan jabatan dan kepintarannya …
banyak pemimpinmu yang emban cindhé emban siladan, berlaku tidak adil …
banyak pemimpinmu yang kakehan gludhug kurang udan, kebanyakan janji-janji tanpa bukti …
banyak pemimpinmu yang ngemut legining gula, setelah merasakan enak lupa asalnya …
banyak pemimpinmu yang ibarat pitik trondhol diumbar ing padaringan, jahat tapi berkuasa …
banyak pemimpinmu yang esuk dhele sore tempe, mencla-mencle …
bagaimana tidak, …
banyak wargamu yang nabok nyilih tangan, berbuat jahat dengan memperalat orang lain …
banyak wargamu yang menjadi tumbak cucukan, senang memprofokasi dan mengadu domba …
banyak wargamu yang diibaratkan anak polah bapa kepradhah, perbuatan anak merepotkan orang tua …
banyak wargamu yang dudu berase ditempurake, banyak bicara komentar sana-sini tetapi nggak konteks …
banyak wargamu yang seperti gajah alingan suket teki, memiliki pribadi yang berbeda sama sekali antara lahir dengan batinnya …
banyak wargamu yang idu didilat maneh, mencabut pernyataannya sendiri ….
banyak wargamu yang ora uwur ora sembur, cuek, apriori, tidak mau perduli …
banyak wargamu yang menjadi palang mangan tanduran, dipercaya tetapi malah merusak …
banyak wargamu yang sedhakep ngawe ngawe, masih saja ingin melakukan kejahatan …
banyak wargamu yang tinggal glanggang colong playu, berani berbuat tidak berani bertanggung jawab …
banyak wargamu yang ungak ungak pager arang, memalukan tingkah lakunya …
bagaimana tidak, …
terjadilah enggon welut didoli udhet, tidak tahu diri pamer kepintaran tempat …
terjadilah jati ketlusuban ruyung, kebaikan disusupi kejahatan …
terjadilah lambe satumang kari samerang, nasehat tidak lagi diperhatikan …
terjadilah gupak puluté ora mangan nangkané, yang berusaha dan berhak tidak menerima hasilnya …
terjadilah kaya banyu karo lenga, antara sesama tidak lagi rukun …
terjadilah ancik ancik pucuking er, selalu gelisah karena melakukan kesalahan …
terjadilah bebek mungsuh mliwis, segolongan pun bertengkar …
terjadilah golek uceng kelangan dheleg, mencari yang sedikit banyak kehilangan …
terjadilah jarit luwas ing sampiran, orang pintrr tidak digunakan …
terjadilah kriwikan dadi grojogan, hal sepele membuat ribut dibesar-besarkan …
terjadilah wis kebak sundukane, sudah terlalu banyak kesalahan …
bagaimana tidak, …
tetapi ingatlah indonesiaku, …
bahwa becik ketitik ala ketara, saatnya tiba akan menjadi jelas mana baik mana buruk
bahwa kacang ora ninggal lanjaran, wariskan hanya yang terbaik kepada generasi penerus …
bahwa Sapa Sing salah bakal séléh, salah benar akan terbukti …
bahwa Desa mawa cara,negara mawa tata, semua ada aturannya tersendiri
bagaimana tidak, …
oleh karenanya Indonesiaku, …
bersegeralah pupur sakdurungé benjut …
bersegeralah jangan cedhak celeng boloten …
rawe rawe rantas malang malang putung …
sembur sembur adas,siram siram bayem …
biarlah pancasila falsafahmu
suatu hari nanti akulah presidenmu
tidak juga menggugah kita untuk bangun ....
ReplyDelete