November 03, 2011

PANCASILA, HANYA BICARA TIADA GUNA


Masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila adalah cita-cita bangsa dan Negara ini, sebagaimana kita semua sudah mengetahuinya, setidaknya yang pernah sekolah pernah mendengarnya. Cita-cita yang luhur dan menjadi idaman seluruh anak bangsa. Adil dan makmur menjadi intinya, dan berdasarkan Pancasila menjadikannya spesifik, terasa ‘Indonesia banget’.
Tetapi cita-cita luhur bangsa ini tidak akan pernah terwujud jika hanya di omongan, tanpa pengamalan tentunya hanya akan habis di cita-cita saja nantinya. Harus ada tindakan nyata, yang dilakukan segenap anak bangsa, menjadi gerakan masyarakat luas, yang dilandasi dengan kesadaran yang cukup.
Sebaiknya tidak ditunda lagi, mulailah sekarang juga, mulailah dari diri sendiri, bahkan dari hal yang terkecil sekalipun. Pilih hal yang paling mudah dan paling mungkin untuk dilaksanakan, untuk memastikan bahwa upaya pengamalan Pancasila ini benar-benar bisa segera dilaksanakan dan dibudayakan kembali.
Orang Jawa bilang : ‘muni thok tanpa guna’, bahasa ‘bule’nya NATO, no action talk only. Dalam hal ini ada satu hal kecil yang layak kita cermati, yaitu budaya gotong-royong. Satu aktifitas sederhana yang dapat dijadikan sarana awal dan mendasar untuk meretas jalan bagi kembalinya falsafah hidup bangsa ini, satu aktifitas sederhana yang sangat mungkin untuk kita laksanakan di lingkungan terkecil, di lingkungan RT dalam kegiatan bertetangga sehari-hari.
Lakukan kegiatan bergotong-royong ini, dan cermati, rasakan keindahannya. Bukankan ini wujud kecil yang nyata pemahaman hak dan kewajiban sebagai wujud kedilan sosial. Bukankah musyawarah bisa terjadi dalam suasana yang sangat cair, saling menghargai. Bukankah silaturahmi terjalin dengan baik, semua bersatu dalam suasana kekeluargaan. Bukankah tenggang rasa menjadi sangat terasa, semuanya sama, ringan sama dijinjing berat sama dipikul, dan baju-baju dikotomis ditanggalkan. Bukankan dalam gotong royong toleransi keberagamaan juga berkembang. Gotong royong ini bisa menjadi alternative wujud nyata membudayakan Pancasila.
Dalam kegiatan-kegiatan gotong-royong ini, alangkah prospektifnya bila melibatkan anak-anak muda. Biarlah mereka belajar secara alami falsafah hidup bangsa dan negara ini, sebagai cara hidup mereka sendiri dalam berbangsa dan bernegara. Di pundak mereka tanggung jawab atas nasib bangsa ini akan tiba gilirannya, dan dari generasi bangsa yang lebih baik kita layak untuk berharap.
Ayo kita hidupkan budaya gotong royong di lingkungan kita, jangan hanya bicara Pancasila.

No comments:

Post a Comment

bebas berkomentar, berkomentar bebas ....