March 18, 2008

SALURAN BERBICARA

Mohon maaf kalau dalam kata banjir saya tambahkan kata air sehingga menjadi banjir air. Mengapa? Karena selain banjir air terdapat banjir-banjir yang lain seperti banjir hadiah, banjir manusia dll. Namun demikian, semua banjir mengandung pengertian sama yaitu keadaan yang melebihi kondisi normal atau melebihi takaran (over) dalam waktu terbatas.

Di Kota Kita ini yang namanya banjir air sudah biasa dan biasanya yang dipersalahkan adalah salurannya (wadahnya). Apakah demikian?. Coba, kalau ada banjir manusia saat ada konser, apakah yang salah gedung pertunjukannya? Demikian pula kalau ada banjir saat hujan, apakah yang salah salurannya? Menurut pendapat saya, saluran tidak mempunyai salah apa-apa.

Kalau bisa berbicara, saluran tentu akan membantah seperti ini; Enak saja menyalahkan saya!, Saat berupa gambar saja, saya sudah lelah karena diperiksa berulang-ulang. Di Fatwa Planologi, di Ijin Pematangan Lahan (Cut Fill) dan di IMB masing masing memeriksa saya. Bahkan juga dicross check dengan peninjauan lapangan segala. Saya besarnya seperti ini hanya mengikuti saja, saya bisa dibuat sesuai gambar juga bisa dikecilkan. Saya menjadi lebih kecil dari ukuran yang sesungguhnya tetapi dibilang sudah benar oleh pengawas yang tidak jujur, juga tidak bisa protes. Saya jebol disana sini karena semennya dikurangi juga hanya bisa menerima saja.

Adakalanya memang saya merasa nyaman kalau masih berada dalam suatu lokasi. Karena saya masih mampu menampung air dan dialirkan dengan baik. Saya sering merasa kesal justru setelah keluar lokasi. Saya dibuat bingung mau membawa air kemana sementara badan saya kurang dipikirkan mampu atau tidak untuk menampung air dari lokasi-lokasi yang lain. Saya sering marah karena saat banjir air saya diperbaiki, namun efek perbaikannya menimpa kawan saya. Kasihan kawan saya menerima banjir air dari tempat saya.

Saya ini benda mati, tolong salahkan yang merencana (planning), yang membuat (processing) dan yang mengawasi (controlling) !

Tuan saluran tak perlu minta tolong untuk menyalahkan manusia, toh Tuan tidak sendirian. Tuan masih punya kawan karena Tuan merupakan bagian dari system drainase. Nah supaya Tuan saluran tidak kecil hati, simak ya posisi Tuan dalam system drainase. Tetapi lagi lagi Tuan tidak boleh protes.

Tidak semua tempat di Batam terkena banjir air kerena bentuk topografinya yang berbukit bukit. Titik titik banjir air akan mudah diketahui pada saat ada hujan lebat. Pada titik titik banjir air yang belum dapat ditanggulangi disebut daerah langganan banjir air. Tak salah disebut demikian karena sering disinggahi air. Karena hanya singgah maka sifatnya sementara. Tak ubahnya seperti pesawat yang transit, air juga akan melanjutkan perjalanan. Perjalanan terakhir yaitu menuju ke laut.

Secara gampang, system drainase adalah rangkaian yang menerus dari suatu wadah (saluran) yang berbeda beda ukurannya, semakin kebawah semakin besar dan dapat mengalirkan air secara lancar sampai ke tujuan akhir yang diinginkan. Disini ada wadah, ada aliran dan ada tujuan akhir. Wadah cukup, tetapi aliran tersendat tetap akan banjir air, demikian pula wadah cukup, aliran lancar tetapi tujuannya tidak kelaut juga akan banjir air.

Penyelesaian / penanggulangan banjir air pada titik-titik banjir (on the spot) sifatnya selesai ditempat yang bermasalah saja (hit the mark). Banjir air akan pindah ketempat yang lain demikian seterusnya, persis seperti gali lubang tutup lubang. Penyelesaian banjir air yang dimulai dari saluran kecil ke yang besar juga akan menambah banjir air kemana-mana. Supaya tuntas (on end), perbaikan saluran dapat dimulai dari ujung saluran dengan tahapan dari arah yang berlawanan dengan aliran air (dimulai dari laut ke lokasi titik banjir air).

Arif, arsitek di Batam

No comments:

Post a Comment

bebas berkomentar, berkomentar bebas ....