Tempat ini bernama Simpang Jam, konon karena pada perempatan jalan ini terdapat tugu jam.
Simpang jam adalah suatu landscape bukan suatu bangunan. Elemen landscape yang ada berupa shoftscape (tanaman) dan hardscape (trotoar, papan iklan, pagar dan saluran). Elemen standard, tidak ada yang spesifik. Untuk lebih detailnya, yok amati saja!
Kalau lagi ditengah terik matahari, anda pilih teduh dibawah pohon yang rindang atau melihat pot pot bunga? Tentu akan pilih dibawah pohon yang rindang. Itulah pilihan yang mestinya direspon supaya pengguna jalan merasa nyaman saat menunggu lampu merah menjadi hijau. Dulu sepanjang median sampai posisi dekat ujung lampu sudah tumbuh pohon yang rindang. Suasana terlihat hijau dan terik sinar matahari tidak terasa menyengat. Asap dan suara kendaraan bermotor yang terakumulasi diperempatan juga lesap dalam rindangnya pohon. Sayang, sekarang pohon-pohonnya telah ditebang dan diganti dengan pot pot bunga yang bentuknya seperti gelas koktail di hotel. Menarikkah? Tentu, asalkan penempatannya benar. Pot-pot bunga yang mestinya cocok untuk elemen landscape bangunan tetapi ditempatkan dalam skala
Elemen lain yang menonjol tetapi kurang ditata adalah papan iklan. Coba hitung berapa jumlah papan iklannya, anda tentu akan dapatkan lebih dari sepuluh jenis. Suatu jumlah yang justru merusak estetika
lingkungan. Penempatannya yang melingkari Simpang Jam akan membentuk suatu silinder (tong) raksasa. Tong ini yang kemudian berpotensi menimbulkan resonansi suara dan turbulensi panas, sehingga wajar kalau suasana bertambah gersang.
Kemudian perhatikan elemen hardscape lain seperti pagar (BRC) dan trotoar, anda tentu akan setuju kalau dibilang sekedarnya saja atau selera estetiknya rendah. Maaf, pagarnya tak lebih baik dari pagar hutan sementara trotoarnya tidak berpola dan kotor.
Persoalan lain adalah masalah drainase yang juga merupakan elemen harscape. Tak perlu melihat estetika drainasenya karena sebagai tempat yang katanya bebas banjir saja sampai sekarang masih belum terwujud. Saat hujan lebat selalu disinggahi banjir air, sampai-sampai ada yang bilang jangan lewat simpang banjir
Akhirnya, kalau ada yang meminta pendapat bagaimana menatanya, saya akan mengusulkan beberapa hal secara garis besar. Pertama bersihkan hardscape yang tidak berguna seperti aspal yang tidak terpakai, hijaukan pada semua sisi dengan pohon peneduh berdaun lebar sampai terbentuk hutan-hutan kecil, sisipi pot-pot bunga dengan pohon, kecilkan papan iklan dengan beberapa desain saja, buat bentuk pagar dan trotoar semenarik mungkin, tambahkan street furniture, perbesar saluran distribusi yang menuju saluran induk dan tinggikan elevasi jalan.
Yang tidak kalah penting, ditempat sesetrategis ini mestinya ada benda tertentu (tidak sekedar tugu jam) yang bentuknya monumental sebagai land mark nya
No comments:
Post a Comment
bebas berkomentar, berkomentar bebas ....